Perjalanan kali ini yang cuma seminggu, memang cukup padat. Melelahkan? Sebenarnya perjalanannya sendiri tidak terlalu melelahkan, namun pekerjaan yang harus diselesaikan selama seminggu itu yang bikin mabok hehe.. Ah lepas dari semua kelelahan, alhamdulillah selesai juga akhirnya. Sebelum cerita kesibukan, ada cerita tentang melihat indahnya dunia.
Indonesia

Bukan cuma Jakarta, di Bandung contohnya... ternyata masih banyak orang yang tidak sadar akan arti pentingnya kebersihan. Satu kali saya naik angkot dari rumah ke kampus, di sekitar Kebon Bibit naiklah seorang mahasiswi. Begitu duduk di hadapan saya, diambilah sebuah permen, dimakan, dan...dengan ringannya dia buang bungkus permen itu di dalam angkot dengan wajah yang biasa. Hmmm... seakan itu hal yang biasa membuang sampah di dalam angkot. Coba dia bayangkan kalau semua penumpang makan permen dan dibuang begitu saja dalam angkot, belum lagi berapa orang sehari yang naik angkot... Ahh kompliziert mikirnya.. hehe.. Sekali waktu yang lain dari stasiun ke rumah naik angkot jurusan Sadang Serang ehh begitu pula, seorang ibu muda, sambil ngobrol di handpone, buka permen, makan dan dengan tenangnya membuang bungkus permen di lantai angkot. Rasanya dah saya pelototi antara si ibu dan bungkusnya,... eh dia malah heran melihat saya. Aduhh... penginnya ditegur langsung, tapi saya tahu juga tabiat orang Indonesia yang gak suka ditegur ditempat umum ya. Ambil nafas panjang aja akhirnya.

Kembali ke hijaunya Indonesia... rasanya perlu disyukuri bahwa Allah memberikan hijau dan rindangnya tanaman dan pegunungan ini. Coba lihat sisi lain dari kota Jakarta yang tampak megah dengan bangunan gedung tingginya, fly over-nya...., apa tidak kontras dengan kehidupan di bawah jembatan layangnya? Ayo lah.. siapa lagi yang akan menjaga kelestarian dan keindahan kotanya selain kita sendiri. Sayangilah lingkungan dengan menjaganya dari hal sekecil apapun. Duhh kok saya yang jadi promosi? karena sayang tentunya...
Pernah gak terbayangkan gersangnya padang pasir?
Dubai

Lepas dari itu semua, saat penerbangan dari Dubai ke Hamburg, saya mengabadikan beberapa foto dari udara. Inilah kota Dubai sesaat setelah take off. Terbayangkah betapa panasnya kota itu dimana sekelilingnya adalah padang pasir yang luas, tanpa hijaunya tanaman, yang jika bertiup angin butiran-butiran pasirnya siap membentuk gelombang-gelombang pasir?

Di kota yang tampak mata begitu gersangnya, ternyata menyimpan keindahan tersendiri.
Palem Resort-nya sedang tenar, dimana laut-laut disekitarnya dibendung membentuk sebuah pohon palem... wow kapan ya bisa ke sana? Berbagai hotel dan resort yang cukup indah dan mahal ada di Dubai. Belum lagi saat transit di bandara ini... wow mata rasanya enggan terpejam, melihat orang dari berbagai dunia memenuhi counter penjualan emas, jam tangan, dan barang-barang duty free yang ternyata memang lebih murah daripada di kota lain, seperti promosi mereka. Benar-benar seperti menyimpan emasnya tersendiri di kota yang tampak gersang ini. Subhannallah... Begitu adilnya Allah melimpahkan rahmatNya untuk manusia dimanapun di dunia ini.
Benua Eropa
Memasuki wilayah Eropa, lain lagi pemandangan yang saya dapatkan. Di daerah perbatasan antara gurun dan daratan Eropa, saya dapat mengabadikan pemandangan yang luar biasa... Pegunungan pasir di satu sisi dan sebaran salju putih di puncak-puncak gunung pasir di sisi yang lain. Wow... benar-benar perjalanan hidup saya terbesar kali ini melewati beberapa negara yang berbeda.

Memasuki daratan Eropa yang sedang berada di musim dingin, tampak hampir seluruh daratannya tertutup hamparan putih, kecuali lautnya. Walaupun di dalam pesawat tidak merasakan dinginnya udara luar, namun rasanya sejuk (baik mata, maupun hati) memandang hamparan putih ini. Sayangnya mendekati kota Hamburg gelap menyelimutinya. Hampir-hampir gak terlihat dimana landasannya. Tidak sempat takut, namun tanda tanya sempat muncul ... kok gelap sekali antara kabut dan warna putih.

Alhamdulillah mendarat dengan baik dan selamat, walaupun saya tidak sempat lagi mengabadikan kota Hamburg dari udara. Namun rasa syukur bahwa perjalanan melihat indahnya dunia ini sempat saya jalani.

0 komentar:
Posting Komentar